Idul Fitri: Kemenangan atau Ujian Kemanusiaan?

Muhasabah diri

Oleh.Achmad ulinuha

Ramadhan bukanlah sekadar ritual tahunan yang berlalu begitu saja, melainkan sebuah madrasah kehidupan,tempat kita belajar menahan diri, merasakan lapar, dan memahami makna berbagi. Namun, saat gema takbir berkumandang dan hari kemenangan tiba, pertanyaan mendasar muncul: benarkah kita telah menang, atau justru Idul Fitri menjadi cermin yang menampar kesadaran kita?

Di balik hiruk-pikuk perayaan, ada orang tua yang menahan lapar demi melihat anaknya tersenyum dengan baju baru. Ada tangan yang terulur, bukan untuk menerima ucapan selamat, tetapi meminta sedikit uluran agar dapat merasakan secuil kebahagiaan. Jika kemenangan hanya diukur dari pesta dan pakaian baru, apakah kita benar-benar kembali ke fitrah, atau justru semakin jauh dari makna kemanusiaan?

Idul Fitri seharusnya menjadi momentum refleksi, bukan sekadar euforia sesaat. Kemenangan sejati bukan tentang kembali ke kebiasaan lama, tetapi tentang mempertahankan cahaya Ramadhan dalam kehidupan sehari-hari. Sebab hakikat fitrah adalah menjadi manusia yang lebih baik—bukan hanya dalam ibadah, tetapi juga dalam empati dan kepedulian.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *